Kamis, 02 Desember 2010

Sejarah Sistem Pendidikan Islam

Kronika Sejarah Sistem Institusi Pendidikan Islam
Pendidikan memainkan peran sentral dalam Islam.  Ilmu menjadi tulang punggung (backbone) ajaran Islam. Lebih dari 800 ayat Al Quran menyebut, menyinggung atau membahas tentang pentingnya keilmuan. Sekedar perbandingan, hanya 90 ayat Al Quran yang membahas tentang fiqh atau ilmu hukum Islam.  Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan pendidikan dalam Islam (QS Al Mujadalah 58:11).

Karena hanya dengan ilmu, dua tujuan pokok agama dapat tercapai. Dua tujuan utama itu adalah pertama, tauhid. Yakni, mengesakan atau men-satu-kan  Allah. Yang konsekuensinya adalah  keinginan inheren untuk menyembahNya (QS Al A’raf 7:172)dan kepatuhan mutlak pada syariah-Nya (QS An Nisa’ 4:59).

Kedua, akhlakul karimah. Ilmu apapun yang dipelajari—ilmu agama atau umum, bertujuan untuk meningkatkan  akhlak seorang muslim pada level  akhlak Rasulullah (QS Al Qalam 68:4).

Selaras dengan karakter manusia yang dinamis and inovatif, proses transmisi keilmuan mengalami dinamikanya sendiri dari zaman ke zaman. Begitu juga sistem pendidikan Islam mengalami perubahan dan pembaruan dari masa ke masa. Berikut tulisan singkat tentang sistem dan institusi pendidikan Islam sejak masa Rasulullah sampai saat ini.


Pertama, masjid. Di samping untuk beribadah, masjid juga menjadi salah satu tempat untuk transmisi keilmuan.  Masjid menjadi institusi pendidikan pertama dan tertua dalam Islam. Rasulullah menggunakan masjid Nabawi di Madinah sebagai tempat untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran kepada para Sahabat Nabi.

Pasca Nabi, para ulama dan ahli Hadits dulunya biasa mengadakan pengajian di masjid jami’, di mana mereka duduk melingkar, mengaji, mengajar dan mendiskusikan berbagai disiplin ilmu seperti fiqh, tafsir, hadits, grammatika bahasa Arab (nahwu shorof), dll.

Kedua, Al Katatib (bentuk jamak dari al kuttab) adalah sekolah Al Qur’an . Di sini dipelajari cara membaca, menulis dan menghafal Al Qur’an.  Al Katatib terdapat di sejumlah negara Islam di Timur Tengah. Sampai saat ini, Al Katatib masih eksis di sejumlah negara  Arab seperti Kuwait.

Ketiga, Darul Quran atau Pusat Kajian Al Qur’an. Insitutsi ini adalah institusi pendidikan Islam pertama yang didirikan khusus untuk mempelajari Al Quran. Pelopor utamanya adalah Rasha ibnu Nathif al Dimashqi. Didirikan di Damaskusi, Suriah pada tahun 400 hijriah / 1009 masehi.

Keempat, Darul Hadith atau Pusat Kajian Hadits adalah institusi pendidikan Islam pertama yang mengambil spesialisasi Hadits dan ilmu-ilmu yang terkait. Didirikan oleh Al Malik al Adil Nuruddin Mahmud al Zanki, di Damaskus, Suriah.

Kelima, Al Madaris (jamak dari madrasah) secara literal bermakna sekolah.  Yang dimaksud adalah sekolah tinggi atau kolese (college). Didirikan pertama kali pada abad kelima Hijriah atau abad ke-12 masehi. di Damaskus, Suriah.  Dalam Al Madaris terdapat satu madrasah untuk setiap jurusan. Seperti madrasah teknik, madrasah kedokteran, dll.

Keenam, Al  Jami’at atau universitas.  Pada tahun 859 masehi Fatimah al Fihri mendirikan Jami’ah al-Qarawiyyin atau Universitas Qarawiyyin di kota Fas, Maroko. Universitas ini merupakan universitas pertama dan tertua di dunia.[1] Di susul kemudian oleh Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir yang didirikan pada tahun 959 masehi.

Jamiah Al-Nizamiyya atau Universitas Nizamiyyah Baghdad, Irak didirikan pada 1091 M, yang merupakan universitas terbesar dunia pada abad pertengahan.  Disusul kemudian oleh Universitas Mustansiriya yang didirikan oleh khalifah Abbasiyah Al Mustansir pada 1233 M. Universitas-universitas ini selain mengajarkan bidang-bidang agama, juga menyediakan bidang studi filsafat, matematika dan ilmu sains. Al Hakam ibnu Abdul Rahman mendirikan universitas Kordoba di Spanyol yang kemudian menjadi salah satu universitas internasional terkemuka pada zamannya.

Banyak intelektual muslim berpengaruh adalah hasil didikan dari universitas-universitas ini. Seperti Al Khawarizmi (780-846 M) pakar matematika, Ibnu al Haytham (965-1040 M ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina (980-1037) filsuf, Jabir ibnu Hayyan (721M – 815 M) peletak dasar ilmu kimia modern,  Al Razi (865-925 M) ahli pengobatan dan lainnya..

Ketujuh, Pondok Pesantren, madrasah . Sistem pendidikan pesantren adalah sistem pendidikan Islam yang khas Indonesia,[2] walaupun banyak juga dijumpai di negeri lain. Di Malaysia dan Thailand selatan disebut dengan pondok sementara di India, Pakistan, Bangladesh dan negara-negara  Arab disebut dengan madrasah. [3] Awalnya, pesantren bertujuan utama untuk memperdalam ilmu agama seperti Al Quran, Tafsir, Hadits, Fiqh dan tata bahasa Arab (Nahwu Sharaf). Pada perkembangannya saat ini, pesantren tidak hanya  mengkaji ilmu-ilmu agama, tapi juga ilmu umum dan sains.[4][]
Oleh A. Fatih Syuhud
Ditulis untuk Buletin ALKHOIROT
Pondok Pesantren Al Khoirot Karangsuko, Malang

1.The Guinness Book of Records, 1998, p. 242.
2. Adrian Vickers, A History of Modern Indonesia. Cambridge University Press, 2005. hlm. 55
3. Istilah madrasah di India, Pakistan, Bangladesh merujuk pada pondok pesantren. Sementara di Indonesia, pondok pesantren dan madrasah adalah dua hal yang berbeda.
4. Florian Pohl, Islamic Education and the Public Sphere: Today’s Pesantren in Indonesia, 2009, Waxmann Verlag GmbH, Germany.