Sabtu, 11 Juni 2011

Negara Islam Indonesia

Assalaamu'alaikum. Wr. Wb.
Saya ucapkan terimakasih kepada Ustadz yang telah menjawab pertanyaan saya tentang ajakan bersyahadat lagi... Saya ada beberapa pertanyaan lain:
  1. Sebenarnya siapakah Negara Islam Indonesia itu?
  2. Apakah saat ini gerakan itu masih ada, dan benarkah mereka sesat?
  3. Jika sekarang masih ada, kira-kira bagaimana ciri-ciri proses perekrutan mereka? Apakah melalui proses bersyahadat?
Terimakasih atas tanggapan Ustadz...
Wassalaamu'alaikum wr. Wb.

jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

NII atau Negara Islam Indonesia adalah sebuah gerakan politik yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Berawal dari kelompok TNI yang menyempal di bawah komando Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo. Awalnya hanya ketidak-puasan politik di kalangan tentara, tetapi kemudian berkembang menjadi doktrin aqidah tersendiri dan eksklusif.

Kasus-kasus seperti ini memang bukan yang pertama terjadi. Konflik berdarah syiah sunni sekarang ini, awalnya dahulu hanya berangkat dari ketidak-puasan di bidang politik, tetapi entah bagaimana kemudian berkembang menjadi aliran aqidah tersendiri.

Secara resmi NII dan TII sudah ditumpas habis dan tidak punya kekuatan apa pun. Namun secara spirit, banyak kelompok sempalan yang hari ini masih mengaku-ngaku sebagai 'titisan' dari NII. Sayangnya, jumlah kelompok ini banyak sekali dan beragam. Bahkan banyak yang malah sudah ditunggangi oleh kekuatan politik tertentu untuk sekedar menjadi boneka, tentu dengan maksud-maksud tertentu.

Ibarat sebuah kapal besar pecah menabrak karang, masing-masing penumpangnya mencari selamat masing-masing dengan menumpang sekoci-sekoci kecil. Tetapi kemudian sekoci-sekoci itu masih berpencar dan masing-masing bertabrakan sekali lagi dengan karang, akhirnya tinggal 'perahu-perahuan' dari kertas dalam jumlah ribuan. Masing-masing mengklaim sebagai pewaris resmi dari kapal besar itu.

Kelompok yang ada sekarang ini tentu tidak pernah mengalamipenumpasanpisik secara langsung sebagaimana di zaman Karto Suwiryo, sebab mereka adalah orang-orang baru yang direkrut kemudian. Tentu dengan doktrin yang sudah diramu sedemikian rupa. Bahkan tidak sedikit di dalamnya justru orang-orang 'titipan' penguasa untuk melakukan manuver-manuver tertentu dan dalam posisi on mission.

Ciri-ciri dan Doktrin
  1. Mengembangkan sistem kerahasiaan dalam gerakan, baik struktur maupun doktrin ajaran
  2. Mengembangkan paham takfir, sehingga semua orang yang tidak ikut dalam kelompok mereka dianggap bukan orang Islam.
  3. Menghalalkan darah semua orang yang tidak ikut dalam kelopok mereka, sehingga pengeboman massal atas nyawa manusia menjadi halal.
  4. Menghalalkan hak milik dan harta semua orang, selama orang itutidak ikut kelompok mereka, karena dianggap kafir. Sehingga perampokan, perampasan, penipuan, penjambretan dan penggelapan hukumnya halal kepada siapa pun, baik kepada sesama muslim apalagi kepada orang kafir.
  5. Mewajibkan syahadat ulang dengan keyakinan bahwa tanpa itu, seseorang dikatakan belum beragama Islam.
  6. Mewajibkan bai'at kepada pimpinan yang waktu, cara dan konsekuensinya amat rahasia. Serta kewajiban untuk merahasiakan bai'at.
  7. Mewajibkan ketaatan mutlak kepada pimpinan tanpa boleh melakukan kritisi atau pengecekan kepada ulama lain.
  8. Kewajiban membayar upeti yang disebut dengan beragam istilah, baik zakat, infaq, pajak, kaffrat atau apa pun namanya.
  9. Namun terkadang malah tidak mewajibkan shalat, dengan alasan fase perjuangan mereka masih marhalah Makkah. Padahal kewajiban shalat justru sudah ada sejak awal mula turun wahyu.
  10. Menghindari kritisi dan debat dari para ulama ahli syariah secara terbuka, karena mereka tahu bahwa apa yang mereka ajarkan memang tidak punya argumen syariah. Mereka tahu bahwa mereka sesat dan menyesatkan.
Rekruitment
Tentu saja umat Islam yang punya akal dan punya bekal pemahaman agama yang lumayan, akan menolak mentah-mentah doktrin-doktrin di atas. Sehingga 'dagangan' mereka ini tidak akan laku kalau 'dijual' di tempat-tempat yang banyak ulama dan kiyai serta orang-orang yang melek syariah.

Maka asongan itu mereka dagangkan di tempat-tempat yang sepi dari ulama dan para ahli syariah. Sasaran objek rekruitmen mereka adalah orang-orang berada tapi awam dalam agama.

Sehingga dengan dicukil sepotong ayat Quran yang ditafsirkan semaunya, bahkan tanpa rujukan dari kitab-kitab yang muktamad, mulailah berjatuhan para korban. Kasihan sekali, seharusnya orang-orang itu mendapat hidayah dan ilmu yang benar, tetapi dengan aksi-aksi seperti ini, tenggelamlah mereka di dalam kubangan kejahilan.

Sebaiknya, marilah kita ketuk hati sebagian saudara kita agar kembali ke jalan yang benar. Dan marilah kita jaga agar jangan sampai ada lagi korban-korban berikutnya. Amien
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc